BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setiap
tahun diperkirakan 529.000 wanita di dunia meninggal sebagai akibat komplikasi
yang timbul dari kehamilan dan persalinan, sehingga diperkirakan terdapat angka
kematian maternal sebesar 400 per 100.000 kelahiran hidup (estimasi kematian
maternal dari WHO/ UNICEF/ UNFPA tahun 2011). Hal ini memiliki arti bahwa satu
orang wanita di belahan dunia akan meninggal setiap menitnya.
Di
indonesia, masalah kematian dan kesakitan ibu merupakan masalah besar. Pada
tahun 2006, angka kematian ibu (AKI) masih menduduki urutan tertinggi di negara
ASEAN yaitu 307/100.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi (AKB)
sebesar 37/1000 kelahiran hidup (Depkes, 2007).
Pada tahun 2006 angka kematian ibu (AKI) masih menduduki urutan ke 4 dari bawah
ASEAN setelah Negara Kamboja , Myanmar dan Laos. Penyebab langsung kematian ibu
di Indonesia, seperti halnya di Negara lain adalah perdarahan, infeksi dan
eklamsi.sedangkan angka kematian bayi (AKB) masih tergolong tinggi dibandingkan
dengan negara-negara di ASEAN yaitu 24/1000 kelahiran hidup, Malaysia 10/1000
kelahiran hidup dan Singapura
3/100kelahiranhidup,(http:/metrotvnews.com/indeex/metromain/news/2010/02/23/1141/
capaian-mdgs-terkendala-kasus-kematian-ibu).
Bandung,
Jawa Barat menempati urutan ke tiga provinsi, dengan angka kematian ibu (AKI)
melahirkan terburuk di Indonesia. Dari
setiap 100.000 kelahiran hidup, ada 343 ibu yang meninggal. Angka kematian bayi
baru lahir di Jawa Barat adalah 43 dari 1000 kelahiran hidup. Ada pun AKI di
Kabupaten Bekasi pada tahun 2008 sebanyak 25 kasus dan tahun 2009 sebanyak 23
kasus, terjadi penurunan pada tahun 2009.
Salah satu penyebab kematian ibu di atas
telah di uraikan bahwa di sebabkan oleh komplikasi persalinan dengan preeklamsi ringan
merupakan salah satu kehamilan yang beresiko tinggi, dimana dapat terjadi
komplikasi pada ibu dan janin.
B.
Tujuan
1. Tujuan
Umum
Mahasiswa
dapat menerapkan pola pikir secara alamiah kedalam bentuk Asuhan Kebidanan pada
ibu hamil menurut Managemen Varney pada ibu hamil dengan
preeklamsi ringan.
2. Tujuan
Khusus
a. Mahasiswa
dapat mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan pasien
secara keseluruhan .
b. Mahasiswa
dapat mengintrerpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa masalah .
c. Mahasiswa
dapat mengidentifikasi diagnosa masalah potensial dan mengantisipasi
penanganannya .
d. Mahasiswa
mampu menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera melakukan tindakan atau
konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien .
e. Mahasiswa
dapat menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional
berdasarkan keputusan pada langkah-langkah sebelumnya .
f. Mahasiswa
mampu melakukan penatalaksanaan
langsung asuhan secara efisien dan aman .
g. Mahasiswa
mampu mengevaluasikan keefektifan dari asuhan yang telah diberikan.
C.
Manfaat
1.
Bagi Bidan
Bidan lebih meningkatkan kualitas
pelayanan sehingga dapat melakukan asuhan kebidanan dengan baik, terutama pada
kasus ibu hamil.
2. Bagi
Mahasiswa
Diharapkan
mahasiswi Akademi Kebidanan Bhakti Bangsa dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada
ibu hamil dengan baik.
3.
Bagi Pasien
Ibu
hamil dapat terhindar dari komplikasi pada saat hamil
sehingga proses persalinan dapat berlangsung dengan aman.
4. Bagi
Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan bacaan dan juga
dapat digunakan sebagai masukan awal untuk penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian Preeklamsi
Ringan
Preeklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria dan edema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke 3 pada
kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada mola hidatidosa (Ilmu kebidanan, 2008).
Preeklamsi adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan
dalam masa nifas yang terdiri dari hipertensi, proteinuria dan edema, ibu
tersebut tidak menunjukan tanda- tanda kelainan vascular atau hipertensi
sebelumnya (Muchtar R., 1998)
Preeklamsi ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau
segera setelah persalinan (Ilmu Kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiharjo, Fak UI Jakarta, 1998).
B.
Etiologi
Penyebab
preeklamsi dan eklamsi secara pasti belum di ketahui. Teori yang banyak di
kemukakan sebagai penyebabnya adalah iskemia plasenta atau kurangnya sirkulasi
O2 ke plasenta.
Faktor
predisposisi atau terjadinya preeklamsia dan eklampsia, antara lain:
1.
Usia ekstrim ( 35 th)
Resiko
terjadinya Preeklampsia meningkat seiring dengan peningkatan usia (peningkatan
resiko 1,3 per 5 tahun peningkatan usia) dan dengan interval antar kehamilan
(1,5 per 5 tahun interval antara kehamilan pertama dan kedua). Resiko
terjadinya Preeklampsia pada wanita usia belasan terutama adalah karena lebih
singkatnya. Sedang pada wanita usia lanjut terutama karena makin tua usia makin
berkurang kemampuannya dalam mengatasi terjadinya respon inflamasi sistemik dan
stress regangan hemodinamik.
2.
Riwayat Preeklampsia
pada kehamilan sebelumnya
riwayat Preeklampsia
pada kehamilan sebelumnya memberikan resiko sebesar 13,1 % untuk terjadinya
Preeklampsia pada kehamilan kedua dengan partner yang sama.
3.
Riwayat keluarga yang
mengalami Preeklampsia
eklampsia dan
Preeklampsia memiliki kecenderungan untuk diturunkan secara familial.
4. Penyakit
yang mendasari yaitu:
a. Hipertensi
kronis dan penyakit ginjal
b. Obesitas,resistensi
insulin dan diabetes
c. Gangguan
thrombofilik
d. Faktor
eksogen: Merokok, Stress, tekanan psikososial yang berhubungan dengan
pekerjaan, latihan fisik,Infeksi saluran kemih.
C.
Klasifikasi Preeklamsi Meliputi:
1. Preeklamsi
ringan
Tekanan darah
sistolik 140 atau kenaikan 30 mm Hg dengan interval pemeriksaan 6 Jam dan
diastoliknya 90-110 mm Hg 2 pengukuran berjarak 4 jam dan tanda lain
proteinuria ++
2. Preeklamsi
Berat
Tekanan diastoliknya > 110
mmHg pada kehamilan > 20 minggu dan
tanda lain proteinuria +++, oliguria, pandangan kabur nyeri abdoment dan edema
paru
3. Eklamsi
Kejang, tekanan diastolik > 90
mmHg pada kehamilan > 20 minggu proteinuria > ++ , koma dan gejalanya
sama denga preeklamsi berat
D.
Patofisiologi
Pre-eklamsi ringan jarang sekali menyebabkan kematian
ibu. Oleh karena itu, sebagian besar
pemeriksaaan anatomik patologik berasal dari penderita eklampsi yang meninggal.
Pada penyelidikan akhir-akhir ini dengan biopsi hati dan ginjal ternyata bahwa
perubahan anatomi-patologik pada alat-alat itu pada pre-eklamsi tidak banyak
berbeda dari pada ditemukakan pada eklamsi. Perlu dikemukakan disini bahwa
tidak ada perubahan histopatologik khas pada pre-eklamsi dan eklamsi.
Perdarahan, infark, nerkosis ditemukan dalam berbagai alat tubuh.
E.
Gambaran klinik preeklamsi
a.
Gejala subjektif
Pada
Preeklampsia didapatkan sakit kepala di daerah frontal, skotoma, diplopia,
penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntah-muntah
karena perdarahan subkapsuer spasme areriol. Gejala-gejala ini sering ditemukan
pada Preeklampsia yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklamsia akan
timbul. Tekanan darahpun akan meningkat lebih tinggi, edema dan proteinuria
bertambah meningkat.
b. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan meliputi;
peningkatan tekanan sistolik 30 mmHg dan diastolic 15 mmHg atau tekanan darah meningkat lebih dari 140/90 mmHg. Tekanan
darah pada Preeklampsia berat meningkat lebih dari 160/110 mmHg dan disertai
kerusakan beberapa organ. Selain itu kita juga akan menemukan takikarda,
takipnu, edema paru, perubahan kesadaran, hipertensi ensefalopati,
hiperefleksia, perdarahan otak.
F.
Pengobatan
untuk preeklamsia ringan
a. Istirahat
total ( bed-rest )
menyarankan untuk berbaring pada sisi kiri saat beristirahat.hal ini akan meningkatkan
aliran darah dan mengurangi beban pembuluh darah besar.
b.
Pemeriksaan hamil
Bila terjadi perubahan perasaan dan gerak janin dalam
rahim segera datang ketempat pemeriksaan dan sering melakukan pemeriksaan sebelum kelahiran. Tujuan kunjungan adalah
deteksi dini sehingga tidak perlu dirawat dan kondisi ibu-anak baik pada
akhirnya.
c.
Mengurangi makan garam apabila berat
badan bertambah atau edema.
d. Minum 8
gelas air per hari
e.
Mencegah kenaikan peningkatan
tekanan darah (berlanjut menjadi pre eklampsi berat),dengan memberikan obat
Nefidipin 1 tablet sublingual 500
ml grm Sedativa ringan : Phenobarbital 3
x30mg.
G.
Cara mencegah
preeklamsia
Sampai saat ini, tidak ada cara
pasti untuk mencegah preeklamsia. Ada faktor-faktor yang dapat penyebab terjadinya tekanan darah tinggi yang dapat dikontrol,
ada juga yang tidak. Ikuti instruksi dokter mengenai diet dan olahraga
diantaranya:
a.
Gunakan sedikit garam atau sama
sekali tanpa garam pada makanan anda
b.
Minum 6-8 gelas air sehari
c.
Jangan banyak makan makanan yang
digoreng dan junkfood
d.
Olahraga yang cukup Angkat kaki
beberapa kali dalam sehari
e.
Hindari minum alkohol
f.
Hindari minuman yang mengandung
kafein Dokter mungkin akan menyarankan untuk minum obat dan makan suplemen
tambahan.
H.
Manajemen Asuhan
Kebidanaan
1.
Definisi
Manajemen
kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang di gunakan sebagai metode
mengorganisasi pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk
mengambil suatu keputusan yang berfokus pada klien. (varney,1997)
2.
Manajemen
Varney
a.
Langkah I (pengumpulan
data)
Data
utama, data subyektif yang diperoleh dari anamnesa dan data obyektif dari
pemeriksaan fisik di peroleh melalui serangkaian upaya sistemik dan terfokus.
Validitas dan akurasi data akan sangat membantu pemberi pelayanan untuk
melakukan analisis dan pada akhirnya, membuat keputusan klinik.
Data
subyektif adalah informasi yang diceritakan oleh ibu dan tambahan keluarga
tentang apa yang dirasakan, apa yang sedang dan telah dialami. Data obyektif
adalah informasi yang di kumpulkan berdasarkan pemeriksaan/pengamatan terhadap
pasien.
(Asuhan Persalinan
Normal,2007)
b.
Langkah II
(interprestasi data untuk mendukung diagnosa atau identifikasi masalah)
Dalam
membuat diagnosa dan identifikasi masalah diperlukan yaitu data yang lengkap
dan akurat, kemampuan untuk interprestasi data, pengetahuan esensial, intuisi
dan pengalaman yang relevan dengan masalah yang ada. Diagnaosa dibuat sesuai
dengan istilah atau nomenklatur spesifik kebidanan yang mengacu pada data
utama, analisis data subyektif dan obyekti yang diperoleh.
Contoh
: Diagnosa : Ibu G1P0A0 hamil 39 minggu dengan hipertensi, Janin
tunggal hidup intra uterin presentasi kepala
c.
Langkah III (menetapkan
diagnosa atau merumuskan masalah)
Rumusan
masalah mungkin saja dapat terkait langsung maupun tidak langsung terhadap
diagnosis tetapi dapat pula merupakan masalah utama yang saling terkait dengan
beberapa masalah penyerta atau factor yang berkontribusi dalam terjadinya
masalah utama
Contoh
: Ibu hamil dengan hidramnion, bayi makrosomia, kehamilan yang jelas secara
diagnosa tetapi masih di barengi dengan masalah lanjutan walaupun masalah
utamanya diselesaikan. Bayi besar yang mungkin dapat dengan selamat dilahirkan
oleh penolong persalinan harus tetap di waspadai sebagai factor yang potensial
untuk menimbulkan masalah, misalnya: bayi tadi mengalami hipoglikemi karena makrosomia diakibatkan oleh ibu yang diabetes
mellitus atau terjadi perdarahan postpartum karena makrosomia adalah factor
predisposisi untuk atonia uteri. Asuhan Persalinan Normal,2007.
d.
Langkah IV (menilai
adanya kebutuhan dan kesiapan intervensi untuk menghadapi masalah)
Para
bidan harus pandai membaca situasi klinik dan masyarakat setempat sehingga
mereka tanggap dalam mengenali kebutuhan terhadap tindakan segera sebagai
langkah penyelamat ibu dan bayinya apabila situasi gawat darurat terjadi.
Contoh:
Untuk menghadapi ibu hamil dengan preeklamsi berat dengan tekanan darah yang
cenderung selalu meningkat maka seorang bidan harus berkonsultasi dengan tenaga
ahli dirumah sakit atau spesialis obstetric terdekat untuk menyiapkan
tindakan/upaya yang dapat dilakukan bila sang ibu mulai menunjukan gejala dan
tanda gawat darurat.
Asuhan Persalinan Normal,2007
e.
Langkah V (menyusun
rencana asuhan atau intervensi)
Rencana
asuhan atau intervensi bagi ibu bersalin dikembangkan melalui kajian data yang
telah diperoleh, diidentifikasi kebutuhan atau kesiapan asuhan dan
intervensi serta dapat mengukur sumber
daya atau kemampuan yang di miliki. Rencana asuhan
harus di jelaskan dengan baik kepada ibu dan keluarga agar mereka mengerti
manfaat yang diharapkan dan bagaimana upaya penolong untuk menghindari ibu dan
bayinya dari berbagai gangguan yang mungkin dapat mengancam keselamatan jiwa
atau kualitas hidup mereka. Asuhan
Persalinan Normal,2007.
f.
Langkah VI
(melaksanakan asuhan)
Setelah
membuat rencana asuhan, laksanakan rencana tersebut secara tepat waktu dan
aman. Hal ini akan menghindari terjadinya penyulit dan memastikan bahwa ibu
atau bayinya yang baru lahir akan menerima asuhan atau perawatan yang mereka
butuhkan. Asuhan Persalinan Normal,2007
g.
Langkah VII (memantau
dan mengevaluasi efektifitas asuhan atau intervensi)
Penatalaksanaan
yang telah dikerjakan kemudian di evaluasikan untuk menilai efektifitasnya.
Tentukan
apakah perlu dikaji ulang atau diteruskan sesuai dengan rencana kebutuhan saat
ini. Proses pengumpulan data, membuat diagnose, memilih intervensi, menilai
kemampuan sendiri, melaksanakan asuhan atau intervensi dan evaluasi adalah
proses sirkuler (melingkar), lanjutkan evaluasi asuhan yang diberikan kepada
ibu dan bayi baru lahir. Asuhan
Persalinan Normal,2007.
3. Metode SOAP
Metode
pendokumentasian yang digunakan dalam asuhan kebidanan adalah SOAP yang
merupakan sinakatan dari:
a.
S (Subyektif)
Informasi
atau data yang diperoleh dari apa yang dilakukan klien atau keluarganya.
Catatan ini berhubungan langsung dengan masalah sudut pandang pasien.
Contoh
: Hasil anamnesa dari ibu : “ merasa hamil 9 bulan, sering pusing, haid
terakhir tanggal 20 januari 2010, kehamilan yang kedua, belum pernah keguguran.
b.
O (Obyektif)
Obyektif
adalah data yang diperoleh dari apa yang dilihat dan dirasakan oleh bidan
sewaktu melakukan pemeriksaan dan dari hasil pemeriksaan laboratorium.
Apa
yang dapat diobservasi oleh bidan akan menjadi komponen yang berarti dari
diagnose yang akan ditegakan.
Contoh
: Hasil pemeriksaan palpasi abdomen : TFU pertengahan pusat prosesus xipoideus
(34 cm), punggung kanan, belum masuk pintu atas panggul, DJJ 120x/menit, vital
sign TD 150/90 mmHg, Hb 11gr%, protein urin positif.
c. A
(Analisa atau Asesmen)
Adalah
kesimpulan yang berdasarkan data subyektif dan data obyektif tersebut. Untuk
tahapan asesmen mencangkup 3 tahapan kebidanan yaitu interpretasi data dasar,
identifikasi, diagnose/masalah potensial dan identifikasi kebutuhan tindakan
atau disimpulkan. Pada langkah ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi
masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi
agar masalah atau diagnose potensial tidak terjadi.
Contoh: Diagnosa : Ibu G2P1A0 hamil 36 minggu dengan
preeklamsi ringan, janin tunggal hidup intra uteri letak kepala
Masalah Potensial :
Preeklamsi berat
Antisipasi
masalah : Observasi tanda dan gejala PEB
Kebutuhan
tindakan segera : Tidak ada
d.
P (Planing)
Adalah
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai dengan kesimpulan yang telah di
buat.
Membuat rencana
tindakan saat itu atau yang akan datang, untuk mengusahakan tercapainya kondisi
pasien yang sebaik mungkin atau menjaga/mempertahankan kesejahteraannya.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
teridentifikasi dari kondisi klien atau dari tiap masalah yang berkaitan tetapi
juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang
diperkirakan akan terjadi berikutnya.
Contoh : menjelaskan tentang hasil pemeriksaan dan
keadaan kehamilan, menjelaskan bahaya preeklamsi ringan terhadap ibu dan bayi,
menjelaskan tanda-tanda bahaya dan tindakan yang harus segera dilakukan bila
ibu mengalami tanda bahaya tersebut, menganjurkan ibu untuk kontrol 1 minggu
sekali.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pada tanggal 20
Juni 2012 pukul 16.00 WIB, Ny. E umur 25 tahun mengeluh
pusing dan kakinya bengkak. Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit
apapun. Riwayat menstruasi siklus 30 hari, banyaknya 3x ganti pembalut,
teratur, lamanya 5 hari, sifat darah encer, dan tidak disminorhoe. Riwayat
perkawinan syah 1 kali dan belum mempunyai anak. Riwayat kehamilan, persalinan
dan nifas yang lalu G1P0A0. Ibu mengatakan belum pernah menyusui sebelumnya.
Riwayat hamil HPHT 08-10-2011 dan ramalan persalinannya tanggal 15-7-2012, ANC
8 kali teratur, hamil muda keluhan mual muntah, mendapatkan imunisasi TT 2 kali
pada usia kehamilan 20 dan 24 munggu dan hamil tua keluhan pusing dan kaki
bengkak. Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan KB apapun, ibu mengatakan
tidak mempunyai riwayat penyakit sistemik seperti DM, TBC, Asma, jantung,
hipertensi, ginjal dan hepatitis dan ibu mengatakan tidak pernah dioperasi,
dikeluarganya tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit apapun dan tidak ada
keturunan kembar baik dari pihak ibu maupun suami. Ibu mengatakan kehamilan ini
direncanakan dan jenis kelamin yang diharapkan laki-laki. Kebiasaan ibu
sehari-hari antara lain makan 3 kali sehari dengan nasi, lauk pauk bervariasi,
sayuran dan buah-buahan, porsinya setengah piring dan tidak ada pantangan
apapun, ibu minum air putih sehari ± 7-8 gelas dan tidak ada keluhan apapun,
istirahat cukup tidur malam ± 6-7 jam dan tidur siang ± 2 jam. Ibu mengatakan
tidak merokok dan tidak mengkonsumsi obat-obatan selain obat dari bidan, untuk
eliminasi BAK ± 4 kali sehari konsistensinya jernih tapi tidak ada keluhan
apapun, BAB 1 kali sehari konsistensi lunak dan berbau khas srta tidak ada
keluhan apapun.
Setelah
dilakukan pemeriksaan status generalis didapatkan keadaan umum ibu baik,
kesadaran composmentis, TTV: tekanan darah 140/110 mmHg, 37°C,
nadi 79x/menit, respirasi 20x/menit, tinggi badan ibu 162cm, BB sekarang 72 kg,
BB sebelum hamil 68 kg, dan LILA 26 cm. Sedangkan dari hasil pemeriksaan sistematis
muka sedikit bengkak, mata conjungtiva tidak pucat, skelera tidak kuning,
palpebra tidak cekung. Hasil pemeriksaan mamae
membesar, tidak ada tumor, simetris kanan dan kiri, aerola hyperpigmentasi,
puting susu menonjol, kolostrum belum keluar, axilla tidak ada tumor dan nyeri
tekan, ekstremitas tungkai simetris kanan dan kiri, tidak ada varices, oedema
positif kanan dan kiri dan refleks pattela positif kanan dan kiri. Pemeriksaan khusus obstetric
didapatkan inspeksi abdomen membesar dengan arah
memanjang dan tidak ada pelebaran vena, striae albican, linea nigra, palpasi
tidak ada kontraksi, TFU 30cm, Leopold I FU teraba bulat, lunak, tidak
melenting (bokong) , Leopold II kanan teraba panjang, keras, seperti papan (
punggung), kiri teraba bagian-bagian kecil janin (ekstremitas), Leopold III
terisi bulat, keras, tidak melenting (kepala), Leopold IV divergent 3/5 bagian,
lingkar bendel tidak ada, nyeri tekan tidak ada, TBJ (30-11)x155= 2945 gram,
DJJ terdengar jelas disatu titik frekuensi 146x/menit. Pemeriksaan ano genital tidak
dilakukan, pemeriksaan laboratorium Hb dan urin reduksi tidak dilakukan,
protein urin (++).
Berdasarkan hasil pengkajian dan hasil
pemeriksaan didapatkan diagnosa yaitu ibu
G1P0A0 hamil 36 minggu > 3 hari dengan preeklamsi
ringan, Janin tunggal hidup intra uterin presentasi kepala. Dasar ibu mengatakan ini
kehamilan
pertamanya, belum pernah melahirkan dan tidak pernah keguguran, HPHT 08-10-2011,
TD 140/110 mmHg dan hasil pemeriksaan protein urin (++), DJJ terdengar jelas
disatu titik frekuensi 146x/menit, leopold III teraba bulat, keras, tidak
melenting (kepala). Masalah ibu merasa pusing dan kakinya bengkak, masalah
potensial preeklamsi berat antisipasi melakukan terapi penanganan preeklamsi
dan observasi tanda dan
gejala PEB, tindakan segera kolaborasi dengan dokter spesialis
kandungan.
Setelah menentukan diagnosa
pada ibu rencana asuhan yang akan diberikan yaitu beritahu ibu dan keluarga
tentang kondisi bu saat ini, beri terapi penanganan preeklamsi, anjurkan ibu
untuk diet tinggi protein dan rendah lemak, beri tahu ibu tanda-tanda
preeklamsi dan eklamsi, anjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan 2
kali seminggu.
Setelah melakukan rencana
pada ibu maka dapat melakukan tindakan yaitu memberitahu ibu dan keluarga bahwa
kondisi ibu kurang baik yaitu ibu mengalami preeklamsi atau keracunan dalam
kehamilan dimana salah satu cirinya yakni adanya peningkatan tekadan darah dan
adanya protein dalam urin tapi preeklamsinya masih ringan, memberi terapi
penanganan preeklamsi yaitu memberitahu ibu tentang pentingnya istirahat tidur
malam minimal 7-8 jam dan tidur siang minimal 1 jam, menganjurkan ibu untuk
tidak bekerja terlalu berat dan selalu menjaga ketenangan pikirannya,
menganjurkan ibu untuk tidur dengan posisi kaki lebih tinggi dari kepala,
menaganjurkan ibu untuk diet tinggi protein dan rendah lemak serta mengkonsumsi
sayuran dan buah-buahan untuk mengurangi tekanan darahnya, memberitahu i u
tanda-tanda preklamsi berat dan eklamsi seperti sakit kepala yang hebat
disertai penglihatan kabur, nyeri epigastrium, dan kejang, menganjurkan ibu
untuk melakukan pemeriksaan kehamilan 2 kali seminggu.
Setelah melakukan tindakan
kami dapat mengevaluasi hasil ibu dan
keluarga sudah tau tentang kondisi ibu, ibu mengerti dengan apa yang dianjurkan
oleh bidan, ibu berjanji akan melakukan apa yang dianjurka oleh bidan, ibu
sudah tahu tentang tanda-tanda preeklamsi dan eklamsi, ibu berjanji akan
melakukanpemeriksaan kehamilan 2 kali seminggu.
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah
melakukan pengkajian pada pasien Ny. E hamil
dengan preeklamsi ringan. Terdapat kesenjangan
pada teori dan tindakan yang telah dilakukan seperti, dalam teori pemeriksaan ibu hamil seharusnya dilakukan
sesuai dengan manajemen varney, tetapi disini ada beberapa pemeriksaan yang
tidak dilakukan seperti pemeriksaan rambut, hidung, telinga, mulut, leher,
pemeriksaan anogenital dan pemeriksaan Hb dikarenakan waktu yang tidak
memungkinkan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Mahasiswa
telah dapat mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan Ny. E secara keseluruhan.
2. Mahasiswa
telah dapat menginterpretasikan data untuk mengidentifikasikan
diagnosa dan masalah pada Ny. E.
3. Mahasiswa
dapat mengidentifikasi diagnosa masalah potensial pada Ny. E dan
mengantisipasi penanganannya.
4. Mahasiswa
mampu menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera melakukan tindakan atau
konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi Ny. E.
5. Mahasiswa
dapat menyusun rencana asuhan pada Ny. E
secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan pada
langkah-langkah sebelumnya.
6. Mahasiswa
mampu melakukan penatalaksanaaan langsung asuhan pada Ny. E secara efisien dan aman.
7.
Mahasiswa mampu
mengevaluasikan keefektifan dari asuhan yang telah diberikan pada Ny. E.
B. Saran
1.
Untuk Bidan
Bidan lebih
meningkatkan kualitas pelayanan sehingga dapat melakukan asuhan kebidanan pada
ibu bersalin dengan baik, terutama
kasus ibu bersalin
dengan masalah yang ada.
2.
Untuk Mahasiswa
Mahasiswa dapat lebih mendalami tentang
penanganan ibu bersalin
dengan masalah yang ada.
3.
Untuk Institut Pendidikan
Mengembangkan teori baru dan
memonitori mahasiswa dalam praktek.